Kerajaan-Kerajaan Bercorak Hindu-Budha di Indonesia
Artikel: Kerajaan-Kerajaan Bercorak Hindu-Budha di Indonesia
1. Kerajaan Kutai
- Merupakan kerajaan tertua di Indonesia yang bercorak Hindu
- Sumber sejarahnya berupa 7 buah prasasti yang berbentuk Yupa (tiang batu)
- Raja-raja terkenal adalah : Kudungga (raja pertama), Aswawarman (yang mendirikan prasasti
di Muarakaman, prasasti Mulawarman)
2. Kerajaan Tarumanegara
- Sumber sejarahnya berupa berita Cina yang ditulis FA Hien serta berupa prasasti, a.l : Prasasti
Ciaruteun, Kebon Kopi, Muara Cianten, Lebak, Jambu, Pasir Awi, Prasasti Tugu
- Raja terkenal: Purnawarman
3. Kerajaan Holing (Kalingga)
- Merupakan kerajaan bercorak Budha di Jawa Tengah
- Sumber sejarahnya dari berita Cina yang ditulis I-Tsing
- Raja terkenal adalah ratu Shima yang dikenal adil, disiplin, tegas dan jujur
4. Kerajaan Kanjuruhan
- Sumber sejarahnya berupa prasasti (prasasti Dinoyo)
- Raja terkenal Dewasimha dan puteranya yang bernama Limwa (Gajayana)
- Peninggalannya yang terkenal adalah candi Badut (dibangun atas perintah Gajayana). Candi ini
memiliki keistimewaan, meskipun terletak di Jawa Timur (Malang), namun memiliki langgam
Jawa Tengah
5. Kerajaan Mataram Kuna
- Sumber sejarahnya berupa prasasti, antara lain:
1. Prasasti Canggal (732 M)
2. Prasasti Kalasan (778 M)
3. Prasasti Kedu (907 M)
- Raja (penguasa) Mataram Kuna pada mulanya adalah raja Sanna, kemudian dilanjutkan oleh
raja-raja berikut:
a. Raja Sanjaya
Merupakan raja yang beragama Hindu, mendirikan sebuah lingga-yoni di desa Canggal,
Gunung Wukir sebagai ungkapan bakti kepada Dewa Siwa
b. Rakai Panangkaran
Raja Hindu yang memberi ijin pendirian bangunan pemujaan kepada dewi Tara (Budha)
di desa Kalasan (candi Kalasan) atas permintaan para pendeta Budha
c. Samarattungga
Pada masa pemerintahannya agama Budha berkembang pesat. Ia berhasil membangun
candi Borobodur (850 M) untuk penganut agama Budha
d. Rakai Pikatan
Merupakan raja keturunan dinasti Sanjaya yang kawin dengan Pramodhawardhani
(putri Samarattungga) dari dinasti ailendra
e. Dyah balitung
Merupakan raja terbesar kerajaan Mataram Kuna yang banyak mendirikan prasasti
Perkembangan Mataram Kuna
- Pengganti raja Balitung secara berturut-turut adalah Daksa, Tulodong, dan Wawa.
Tahun 929 M, Wawa digantikan oleh menantunya yang bernama Mpusindok. Ia
bukan keturunan dinasti Sanjaya Maupun dinasti Syailendra, oleh karenanya pusat
pemerintahan Mataram Kina dipindahkan ke Jawa Timur (Medang Kamulang) dan ia
mendirikan dinasti baru, yakni dinasti (wangsa) Isyana
- Pengganti Mpu Sindok secara berturut-turut adalah:
a. Dharmawangsa (gugur dalam peristiwa 'Pralaya medang')
b. Airlangga (memindahkan pusat pemerintahan dari Medang Kamulan ke Kahuripan)
6. Kerajaan Kadiri
- Untuk menghindari perang saudara, Airlangga membagi kerajaannya menjadi 2, yaitu Jenggala
(ibu kota kahuripan), dan Kadiri atau Panjalu (ibu kota Daha). Dalam perkembangannya
keduanya tetap bertikai dan dimenangkan oleh Kadiri
- Raja r kerajaan Kadiri adalah Jayabana, sedangkan raja terakhir adalah Kertajaya yang
kemudian ditaklukan oleh Ken Arok dalam pertempuran di desa Ganter
7. Kerajaan Singhasari
- Sumber sejarahnya adalah Kitab Pararaton, Negarakertagama, dan berita Cina
- Raja-raja yang pernah berkuasa: Ken Arok, Anusapati, Tohjaya, Ranggawuni
(Wisnuwardhana), dan Kertanegara
- Kertanegara merupakan raja terbesar dan terakhir dari kerajaan Singhasari. Ia juga raja pertama
yang mempunyai gagasan untuk mempersatukan seluruh wilayah Nusantara dengan konsepnya
yang disebut 'Cakrawalamandala'. Untuk mewujudkan gagasannya tersebut ia pernah mengirim
'Ekspedisi Pamalayu' ke Sumatera
8. Kerajaan Sriwijaya
1. Sumber sejarahnya:
- Berupa prasasti:
a. dari dalam negeri: prasasti Kedudukan Bukit, Talang Tuo, dan Telaga Batu (ketiganya
ditemukan di dekat palembang), Kota Kapur (di Pulau Bangka), Karang Berahi (di daerah
Jambi), Palas Pasemah (di Lampung Selatan)
b. dari luar negeri: prasasti Ligor (di Malaysia), prasasti Kanton (di Cina), dan prasasti
Nalanda (di India)
- Berupa berita Cina yang ditulis oleh seorang pendeta Budha, I-Tsing
2. Raja (penguasa) Sriwijaya yang terkenal adalah raja Balaputeradewa (keturunan dinasti
Syailendra). Ia pernah mendirikan sebuah vihara di Benggala, India
Perkembangan Sriwijaya
Dalam perkembanganya Sriwijaya berhasil menguasai wilayah yang luas dan memegang peranan
yang penting, sehingga mendapat predikat sebagai Negara Nasional I
Peranan penting Sriwijaya tersebut adalah:
1. Sebagai negara maritim
Sriwijaya dapat berkembang menjadi negara maritim yang menitik-beratkan sektor
perekonomiannya pada bidang perdagangan dan pelayaran karena:
a. Memiliki letak yang strategis
b. Memiliki armada laut yang kuat, mampu mengamankan wilayah
c. Memiliki komoditas yang banyak (emas, penyu, gading, perak, kemenyan, kapur barus,
damar, dan lada)
2. Sebagai Pusat agama Budha
Di Sriwijaya pernah berdiri sebuah perguruan tinggi agama Budha yang mengajarkan agama
Budha dan bahasa Sansekerta. Para pendeta yang akan belajar di Perguruan Tinggi Nalanda
(India), terlebih dahulu harus memperdalam ilmu agama Budha dan bahasa Sansekerta di
Sriwijaya (merupakan persyaratan).
Faktor-faktor yang menyebabkan runtuhnya Sriwijaya antara lain:
- Banyak daerah yang melepaskan diri (daerah bawahan)
- Melemahnya armada laut Sriwijaya (melemahnya keamanan)
- Merosotnya aktivitas perdagangan di Sriwijaya
- Adanya serangan dari luar (raja Rajendra dari Colamandala, India dan Ekspedisi Pamalayu
Kertanegara dari Singasari)
- Berdirinya kerajaan baru, Majapahit
9. Kerajaan Majapahit
Sumber sejarah:
1. Kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca (sumber utama)
2. Kitab Sutasoma dan Arjunawiwaha karya Mpu Tantular
3. Kitab Pararaton (berisi riwayat pemerintahan raja-raja Singhasari dan Majapahit)
4. Prasasti Butak (mengisahkan runtuhnya Singhasari dan berdirinya Majapahit)
5. Bangunan candi, gapura dan bekas istana di Trowulan
Raja-raja pernah berkuasa adalah:
a. Raden Wijaya (Sri Kertarajasa Jayawardhana). Pendiri dan raja pertama, menantu Kertanegara
, memerintah antara tahun 1293-1309
b. Sri Jayanegara (1309 - 1328)
c. Tribhuwanattuunggadewi (1328 - 1350)
d. Hayam Wuruk : Sri Rajasanegara (1350 - 1389)
Beberapa pemberontakan yang pernah terjadi
a. Masa pemerintahan Jayanegara:
- Pemberontakan Ranggalawe (1309)
- Pemberontakan Lembu Sora (1311)
- Pemberontakan Nambi (1316)
- Pemberontakan Semi (1318)
- Pemberontakan Kuti (1319) 'paling berbahaya'
b. Masa pemerintahan Tribhuwana:
- Pemberontakan Sadeng dan Keta (1331)
Pemberontakan Kuti, Sadeng dan keta (Besuki) berhasil ditumpas berkat jasa Gajah Mada. Ketika
berhasil menumpas pemberontakan Kuti, Gajah Mada diangkat sebagai patih di Kahuripan dan
selanjutnya menjadi patih di Kediri. Kemudian setelah berhasil menumpas pemberontakan
Sadeng dan Keta, ia diangkat sebagai Maha Patih di Majapahit (dalam pelantikannya Gajah Mada
mengucapkan 'Sumpah Palapa'). Untuk mewujudkan isi sumpah (cita-citanya), Gajah Mada
menempuh upaya antara lain:
- Membentuk armada yang kuat dibawah pimpinan Laksamana Nala
- Menundukan daerah-daerah di sekitarnya, seperti Bali, Lombok, dan lainya. (Bali merupakan
daerah pertama yang berhasil ditundukan dengan bantuan seorang putera Majapahit yang
berdarah Melayu, Adityawarman).
Berkat usaha yang gigih, Majapahit berhasil menguasai wilayah yang luas, meliputi 'Daerah yang
Delapan' (Jawa, Sumatera, Kalimantan, Semenanjung Melayu, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku,
dan Irian). Oleh karenanya Majapahit mendapat predikat sebagai Negara Nasional II. Untuk
menjaga keutuhan wilayanhnya yang luas, pemerintah Majapahit mengadakan 'upacara Srada' di
ibu kota negara (Kotaraja) secara rutin. Sementara hubungan dengan negara-negara tetangga
seperti Siam, Kamboja, Birma, dan sebagainya didasarkan pada semboyan atau prinsip 'Mitreka
Satata' (pershabatan sejati dan abadi).
Faktor-faktor penyebab runtuhnya Majapahit:
- Wafatnya Gajah Mada (1364) dan Hayam Wuruk (1389) tanpa dipersiapkan pengganti yang
tangguh dan cakap
- Perang Paregreg (1401 - 1406): perang saudara antara Bhre Wirabumi melawan
Wikramawardhana
- Banyak daerah bawahan yang mencoba melepaskan diri
- Berkembangnya agama Islam, disusul dengan munculnya kerajaan Demak dan Malaka
- Mundurnya perdagangan karena pusatnya berpindah (diambilalih) Demak dan Malaka
Artikel: Kerajaan-Kerajaan Bercorak Hindu-Budha di Indonesia
1. Kerajaan Kutai
- Merupakan kerajaan tertua di Indonesia yang bercorak Hindu
- Sumber sejarahnya berupa 7 buah prasasti yang berbentuk Yupa (tiang batu)
- Raja-raja terkenal adalah : Kudungga (raja pertama), Aswawarman (yang mendirikan prasasti
di Muarakaman, prasasti Mulawarman)
2. Kerajaan Tarumanegara
- Sumber sejarahnya berupa berita Cina yang ditulis FA Hien serta berupa prasasti, a.l : Prasasti
Ciaruteun, Kebon Kopi, Muara Cianten, Lebak, Jambu, Pasir Awi, Prasasti Tugu
- Raja terkenal: Purnawarman
3. Kerajaan Holing (Kalingga)
- Merupakan kerajaan bercorak Budha di Jawa Tengah
- Sumber sejarahnya dari berita Cina yang ditulis I-Tsing
- Raja terkenal adalah ratu Shima yang dikenal adil, disiplin, tegas dan jujur
4. Kerajaan Kanjuruhan
- Sumber sejarahnya berupa prasasti (prasasti Dinoyo)
- Raja terkenal Dewasimha dan puteranya yang bernama Limwa (Gajayana)
- Peninggalannya yang terkenal adalah candi Badut (dibangun atas perintah Gajayana). Candi ini
memiliki keistimewaan, meskipun terletak di Jawa Timur (Malang), namun memiliki langgam
Jawa Tengah
5. Kerajaan Mataram Kuna
- Sumber sejarahnya berupa prasasti, antara lain:
1. Prasasti Canggal (732 M)
2. Prasasti Kalasan (778 M)
3. Prasasti Kedu (907 M)
- Raja (penguasa) Mataram Kuna pada mulanya adalah raja Sanna, kemudian dilanjutkan oleh
raja-raja berikut:
a. Raja Sanjaya
Merupakan raja yang beragama Hindu, mendirikan sebuah lingga-yoni di desa Canggal,
Gunung Wukir sebagai ungkapan bakti kepada Dewa Siwa
b. Rakai Panangkaran
Raja Hindu yang memberi ijin pendirian bangunan pemujaan kepada dewi Tara (Budha)
di desa Kalasan (candi Kalasan) atas permintaan para pendeta Budha
c. Samarattungga
Pada masa pemerintahannya agama Budha berkembang pesat. Ia berhasil membangun
candi Borobodur (850 M) untuk penganut agama Budha
d. Rakai Pikatan
Merupakan raja keturunan dinasti Sanjaya yang kawin dengan Pramodhawardhani
(putri Samarattungga) dari dinasti ailendra
e. Dyah balitung
Merupakan raja terbesar kerajaan Mataram Kuna yang banyak mendirikan prasasti
Perkembangan Mataram Kuna
- Pengganti raja Balitung secara berturut-turut adalah Daksa, Tulodong, dan Wawa.
Tahun 929 M, Wawa digantikan oleh menantunya yang bernama Mpusindok. Ia
bukan keturunan dinasti Sanjaya Maupun dinasti Syailendra, oleh karenanya pusat
pemerintahan Mataram Kina dipindahkan ke Jawa Timur (Medang Kamulang) dan ia
mendirikan dinasti baru, yakni dinasti (wangsa) Isyana
- Pengganti Mpu Sindok secara berturut-turut adalah:
a. Dharmawangsa (gugur dalam peristiwa 'Pralaya medang')
b. Airlangga (memindahkan pusat pemerintahan dari Medang Kamulan ke Kahuripan)
6. Kerajaan Kadiri
- Untuk menghindari perang saudara, Airlangga membagi kerajaannya menjadi 2, yaitu Jenggala
(ibu kota kahuripan), dan Kadiri atau Panjalu (ibu kota Daha). Dalam perkembangannya
keduanya tetap bertikai dan dimenangkan oleh Kadiri
- Raja r kerajaan Kadiri adalah Jayabana, sedangkan raja terakhir adalah Kertajaya yang
kemudian ditaklukan oleh Ken Arok dalam pertempuran di desa Ganter
7. Kerajaan Singhasari
- Sumber sejarahnya adalah Kitab Pararaton, Negarakertagama, dan berita Cina
- Raja-raja yang pernah berkuasa: Ken Arok, Anusapati, Tohjaya, Ranggawuni
(Wisnuwardhana), dan Kertanegara
- Kertanegara merupakan raja terbesar dan terakhir dari kerajaan Singhasari. Ia juga raja pertama
yang mempunyai gagasan untuk mempersatukan seluruh wilayah Nusantara dengan konsepnya
yang disebut 'Cakrawalamandala'. Untuk mewujudkan gagasannya tersebut ia pernah mengirim
'Ekspedisi Pamalayu' ke Sumatera
8. Kerajaan Sriwijaya
1. Sumber sejarahnya:
- Berupa prasasti:
a. dari dalam negeri: prasasti Kedudukan Bukit, Talang Tuo, dan Telaga Batu (ketiganya
ditemukan di dekat palembang), Kota Kapur (di Pulau Bangka), Karang Berahi (di daerah
Jambi), Palas Pasemah (di Lampung Selatan)
b. dari luar negeri: prasasti Ligor (di Malaysia), prasasti Kanton (di Cina), dan prasasti
Nalanda (di India)
- Berupa berita Cina yang ditulis oleh seorang pendeta Budha, I-Tsing
2. Raja (penguasa) Sriwijaya yang terkenal adalah raja Balaputeradewa (keturunan dinasti
Syailendra). Ia pernah mendirikan sebuah vihara di Benggala, India
Perkembangan Sriwijaya
Dalam perkembanganya Sriwijaya berhasil menguasai wilayah yang luas dan memegang peranan
yang penting, sehingga mendapat predikat sebagai Negara Nasional I
Peranan penting Sriwijaya tersebut adalah:
1. Sebagai negara maritim
Sriwijaya dapat berkembang menjadi negara maritim yang menitik-beratkan sektor
perekonomiannya pada bidang perdagangan dan pelayaran karena:
a. Memiliki letak yang strategis
b. Memiliki armada laut yang kuat, mampu mengamankan wilayah
c. Memiliki komoditas yang banyak (emas, penyu, gading, perak, kemenyan, kapur barus,
damar, dan lada)
2. Sebagai Pusat agama Budha
Di Sriwijaya pernah berdiri sebuah perguruan tinggi agama Budha yang mengajarkan agama
Budha dan bahasa Sansekerta. Para pendeta yang akan belajar di Perguruan Tinggi Nalanda
(India), terlebih dahulu harus memperdalam ilmu agama Budha dan bahasa Sansekerta di
Sriwijaya (merupakan persyaratan).
Faktor-faktor yang menyebabkan runtuhnya Sriwijaya antara lain:
- Banyak daerah yang melepaskan diri (daerah bawahan)
- Melemahnya armada laut Sriwijaya (melemahnya keamanan)
- Merosotnya aktivitas perdagangan di Sriwijaya
- Adanya serangan dari luar (raja Rajendra dari Colamandala, India dan Ekspedisi Pamalayu
Kertanegara dari Singasari)
- Berdirinya kerajaan baru, Majapahit
9. Kerajaan Majapahit
Sumber sejarah:
1. Kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca (sumber utama)
2. Kitab Sutasoma dan Arjunawiwaha karya Mpu Tantular
3. Kitab Pararaton (berisi riwayat pemerintahan raja-raja Singhasari dan Majapahit)
4. Prasasti Butak (mengisahkan runtuhnya Singhasari dan berdirinya Majapahit)
5. Bangunan candi, gapura dan bekas istana di Trowulan
Raja-raja pernah berkuasa adalah:
a. Raden Wijaya (Sri Kertarajasa Jayawardhana). Pendiri dan raja pertama, menantu Kertanegara
, memerintah antara tahun 1293-1309
b. Sri Jayanegara (1309 - 1328)
c. Tribhuwanattuunggadewi (1328 - 1350)
d. Hayam Wuruk : Sri Rajasanegara (1350 - 1389)
Beberapa pemberontakan yang pernah terjadi
a. Masa pemerintahan Jayanegara:
- Pemberontakan Ranggalawe (1309)
- Pemberontakan Lembu Sora (1311)
- Pemberontakan Nambi (1316)
- Pemberontakan Semi (1318)
- Pemberontakan Kuti (1319) 'paling berbahaya'
b. Masa pemerintahan Tribhuwana:
- Pemberontakan Sadeng dan Keta (1331)
Pemberontakan Kuti, Sadeng dan keta (Besuki) berhasil ditumpas berkat jasa Gajah Mada. Ketika
berhasil menumpas pemberontakan Kuti, Gajah Mada diangkat sebagai patih di Kahuripan dan
selanjutnya menjadi patih di Kediri. Kemudian setelah berhasil menumpas pemberontakan
Sadeng dan Keta, ia diangkat sebagai Maha Patih di Majapahit (dalam pelantikannya Gajah Mada
mengucapkan 'Sumpah Palapa'). Untuk mewujudkan isi sumpah (cita-citanya), Gajah Mada
menempuh upaya antara lain:
- Membentuk armada yang kuat dibawah pimpinan Laksamana Nala
- Menundukan daerah-daerah di sekitarnya, seperti Bali, Lombok, dan lainya. (Bali merupakan
daerah pertama yang berhasil ditundukan dengan bantuan seorang putera Majapahit yang
berdarah Melayu, Adityawarman).
Berkat usaha yang gigih, Majapahit berhasil menguasai wilayah yang luas, meliputi 'Daerah yang
Delapan' (Jawa, Sumatera, Kalimantan, Semenanjung Melayu, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku,
dan Irian). Oleh karenanya Majapahit mendapat predikat sebagai Negara Nasional II. Untuk
menjaga keutuhan wilayanhnya yang luas, pemerintah Majapahit mengadakan 'upacara Srada' di
ibu kota negara (Kotaraja) secara rutin. Sementara hubungan dengan negara-negara tetangga
seperti Siam, Kamboja, Birma, dan sebagainya didasarkan pada semboyan atau prinsip 'Mitreka
Satata' (pershabatan sejati dan abadi).
Faktor-faktor penyebab runtuhnya Majapahit:
- Wafatnya Gajah Mada (1364) dan Hayam Wuruk (1389) tanpa dipersiapkan pengganti yang
tangguh dan cakap
- Perang Paregreg (1401 - 1406): perang saudara antara Bhre Wirabumi melawan
Wikramawardhana
- Banyak daerah bawahan yang mencoba melepaskan diri
- Berkembangnya agama Islam, disusul dengan munculnya kerajaan Demak dan Malaka
- Mundurnya perdagangan karena pusatnya berpindah (diambilalih) Demak dan Malaka
Artikel: Kerajaan-Kerajaan Bercorak Hindu-Budha di Indonesia
Comments
Post a Comment